10 Cara Mencerdaskan EQ
Saya kok merasa agak gimana gitu ya. Soalnya, Saya
lupa dari mana sumbernya tips ini. Tapi menurut Saya, akan sangat
bermanfaat bagi kita semua jika Saya berbagi tips ini dengan Anda.
Berikut ini adalah 10 tips yang cukup sederhana untuk memuluskan jalan
Anda menuju keberhasilan dan kesuksesan.10 tips ini adalah tips-tips
yang terbilang mudah untuk dilatih dan diimplementasikan. Seingat Saya,
semuanya powerful dan sangat membantu untuk kepentingan stabilitas emosi
di tengah cuaca dan musim yang gak karuan seperti sekarang.
MULAILAH DENGAN CERDAS LITERASIMaxudnya, perkayalah vocabulary emosi Anda dengan berbagai kata-kata yang erat hubungannya dengan perasaan. Menurut sejumlah sumber, daftar “perasaan” itu ada sekitar 200-an kosa kata. Kemudian, biasakanlah mengatakannya secara eksplisit atau implisit, dalam cara yang “gue banget”.
Berilah label pada perasaan Anda dan bukan pada orang atau situasinya. Gunakanlah kata-kata perasaan se-spesifik mungkin.
“Aku ngerasa udah nggak sabar nih.”
bukan
“Ini udah keterlaluan.”
“Ndengerin kamu, aku kok merasa sakit hati ya.”
bukan
“Kamu emang nggak sensitif deh.”
“Heehh… gua jadi ngeri nih!”
bukan
“Elu nyupir udah kayak oran gila!”
“Saya kok merasa tidak enak hati ya,” bukan seperti kalimat pertama Saya di atas.
Dengan cerdas emosi secara literasi, Anda akan menjadi lebih mudah memahami, menyelami, dan mengontrol emosi Anda pribadi.
BEDAKAN PIKIRAN DARI PERASAAN
Pikiran:
“Saya merasa seperti…”
“Saya merasa seolah-olah…”
“Saya merasa bahwa…”
Perasaan:
“Saya merasa…”
Gunakan secara langsung kata-kata perasaan yang terkait dengan perasaan Anda. Hilangkan kata penghubungnya.
Dengan lebih mampu membedakan pikiran dari perasaan, Anda akan menjadi lebih yakin dengan berbagai jawaban, inspirasi, keputusan dan tindakan Anda sendiri.
BERTANGGUNGJAWABLAH UNTUK PERASAAN ANDA
“Aku merasa cemburu.”
bukan
“Engkau membuatku cemburu.”
Yang cemburu adalah diri Anda sendiri. Yang menciptakan perasaan cemburu adalah emosi Anda sendiri. Bukan orang lain, bukan situasi atau keadaan.
“Saya merasa marah karena perbuatan kamu!”
bukan
“Perbuatan kamu membuat Saya marah!”
Yang marah adalah diri Andasendiri. Yang menciptakan kemarahan adalah emosi Anda sendiri. Bukan orang lain, bukan situasi atau kejadian.
Dengan bisa bertanggungjawab untuk emosi Anda, Anda akan lebih independen, lebih mandiri, dan lebih percaya diri.
GUNAKAN PERASAAN UNTUK MENGAMBIL KEPUTUSAN
Tips yang satu ini bisa cukup berbahaya. So untuk latihan awal, sebaiknya Anda TIDAK KELUAR dari kerangka berikut ini.
“Apa yang akan Saya rasakan jika Saya melakukan ini?”
“Apa yang akan Saya rasakan jika Saya tidak melakukannya?”
Dengan terlatih jernih dalam melibatkan perasaan di dalam mengambil keputusan, Anda akan terlatih lebih baik untuk mengambil keputusan dalam cara yang lebih presisi. Intuisi Anda akan bisa Anda andalkan dan tidak akan menyesatkan.
Tips keputusan berbasis intuisi ini bisa membantu Anda.
DEMONSTRASIKAN PENGHARGAAN TERHADAP PERASAAN ORANG
Bukan hanya menghargai, tapi lebih dari itu demonstrasikanlah penghargaan Anda terhadap perasaan orang lain.
“Apa perasaan kamu kalo aku pilih yang ini?”
“Apa perasaan Anda jika Saya tidak melakukannya?”
Dengan menghargai emosi orang lain, orang lain juga akan menghargai emosi Anda. Dengan mendemosntrasikannya kepada orang lain, orang lain juga akan mendemonstrasikannya untuk Anda.
FEEL THE ENERGY NOT THE ANGRY
Manfaatkanlah apa yang disebut orang dengan “marah”, sebagai alat bantu dan motivasi untuk bertindak produktif.
Belajarlah untuk mahir memisahkan “sebab kemarahan” dari “energi kemarahan”. Saat Anda berhasil, Anda bisa melupakan sebabnya dan memanfaatkan energinya.
Cara yang mudah adalah dengan menjadikan apa yang pasti pernah Anda katakan ini menjadi sebuah skill. Sadarilah saat Anda mengatakannya. Latihlah mengatakannya dalam konteks positif.
“Awas ya…”
“Liat nanti…”
“Pada suatu saat…”
“Liat gue dua tahun lagi…”
Tempatkanlah ungkapan di atas dalam kerangka positive thinking, supaya energinya juga positif.
Dengan mampu mengelola energi emosi, Anda akan mendapatkan “turbo charge” untuk perjalanan Anda menuju sukses. Emosi Anda tidak lagi destruktif, ia telah menjadi bahan bakar.
Tips ini emosi mungkin bisa mengingatkan Anda kembali.
VALIDASI PERASAAN ORANG
Bukan hanya penghargaan, tapi juga tunjukkan bahwa perasaan orang lain itu memang “ada”.
Tunjukkan empati, simpati, pengertian dan PENERIMAAN akan keberadaan perasaan orang lain.
Latihlah kemampuan ber-empati dan ber-simpati Anda.
Jika Anda bisa menemukan bahwa emosi orang lain memang ada, maka mereka juga akan menemukan bahwa emosi Anda pun ada.
AMBIL NILAI POSITIF DARI BERBAGAI EMOSI
Latihlah paket-paket pertanyaan ini.
“Bagaimana rasanya?” dan “Apa yang bisa membuat Saya merasa lebih baik?”
“Bagaimana perasaan Anda?” dan “Apa yang bisa membuat Anda merasa lebih baik?”
Dengan terbiasa mengambil nilai positif, Anda akan makin pandai “menyamankan” perasaan Anda. Dengan perasaan yang nyaman, Anda akan bisa berjalan dengan melenggang.
BELAJARLAH MENDENGAR
DENGARLAH dengan EMPATI tanpa PENGHAKIMAN.
Mendengar, adalah keahlian yang paling sulit untuk dikuasai.
Dengan kemampuan mendengar yang lebih baik, orang lain akan lebih mendengarkan Anda.
Tips mendengar ini bisa membantu Anda.
HINDARI MEREKA DAN APA YANG MENYIKSA PERASAAN ANDA
Tentu saja, ini tidak bisa selalu Anda lakukan, tapi setidaknya, kurangilah kebersamaan Anda bersama mereka. Atau, cobalah berbagai cara agar Anda tidak berada di bawah kekuasaan psikologis mereka.
Cara yang paling tokcer, adalah “balas kejahatan dengan kebaikan.” Dan dalam banyak hal, Anda pasti lebih mudah melakukannya. Dengan pilihan ini, Anda malah tidak menghindar tapi menghadapi dengan tenang. Alias, bersabar.
Menerima kiriman spam? Ya tinggal dihapus saja, nggak perlu marah.
Diejek orang? Senyum aja, walaupun kecut.
KESIMPULAN
Saya merasa senang karena sekarang, Anda pasti makin paham tentang semua ini. Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar